Monday, March 16, 2009

Narnia: Kala Kekristenan Diceritakan

Sejatinya, CS Lewis menciptakan kisah Narnia untuk mengabarkan Injil kepada anak-anak, mealui analogi-analogi yang mudah dicerna. Itulah mengapa ada pelbagai adegan dalam hikayat Narnia, yang mirip dengan kisah Injil.

Ya, Narnia memang film fantasi bernuansakan Kristen. Dan, tema inilah yang diusung oleh Walden Media, yang memproduksi dua seri Narnia sebelumnya: The Lion, the Witch, and the Wardrobe dan Prince Caspian.

Sayangnya, Walt Disney Pictures—yang mengucurkan dana untuk pembuatan film ini— mati-matian menolak unsur kristiani dalam sekuel Prince Caspian. Selain itu, Disney tidak melakukan pendekatan khusus terhadap gereja dan pasar Kristen lainnya. Tak pelak, sejumlah kritikus film menilai bahwa Prince Caspian tidak meninggalkan kesan mendalam seperti halnya The Lion, the Witch, and the Wardrobe. Ini karena Pangeran Caspian, tokoh utama dalam film tersebut, digambarkan oleh Disney sebagai pribadi yang sangat bengis dan sekuler.

Tapi, ‘ulah’ Disney tak hanya sampai di situ. Menjelang natal tahun 2009, Disney tiba-tiba mengeluarkan pernyataan bahwa perusahaan film ternama itu tidak lagi bersedia memproduksi dan mendanai seri Narnia. Padahal, keuntungan yang diperoleh dari film The Lion, the Witch, and the Wardrobe yang dilansir pada tahun 2005, mencapai 745 juta dolar AS, dengan biaya produksi hanya 180 juta dolar AS. Sedangkan, film Prince Caspian, yang dirilis dua tahun kemudian, meraup untung 419 juta dolar AS dari biaya produksi 200 juta dolar AS.

Besarnya keuntungan yang diraih film The Lion, the Witch, and the Wardrobe tak terlepas dari strategi pemasaran yang dilakukan Motive Entertainment, yang juga memasarkan film Passion of The Christ.

Meski Disney sudah terang-terangan menolak untuk terlibat dalam sekuel kedua Narnia, masih ada harapan bagi para pencinta hikayat ini, lantaran 20th Century Fox telah menyatakan bahwa mereka bersedia bekerjasama dengan Walden Media untuk memproduksi sekuel kedua: The Voyage of the Dawn Treader, yang akan dirilis pada tahun 2010 mendatang.

Marilah kita berdoa agar pada sekuel yang kedua, unsur kristiani yang sejak semula dimaksudkan oleh penulisnya menjadi nafas dari hikayat ini, bergema dengan kuat pada The Voyage of the Dawn Treader.

Sumber: http://www.glministry.com

Read More...